Foto dari FB Denmas Pegoek |
"Iyo mas.. tapi ming nggone dewe thok..ide-idep nyenengke bocah".
Ucapan di atas, disampaikan oleh Mas Maryoto. Tampak, keinginan membimbing anak-anak TPA, membuat mereka bergembira, memberikan pengalaman menarik selama hidup di desa, ingin diciptakan oleh para remaja masjid ini.
Pada hari H, tampak seratusan orang turun ke jalan, berjalan kali untuk mengikuti kegiatan ini. Paling depan, miniatur masjid dibawa oleh 4 remaja, di belakangnya anak-anak TPA berjalan membawa obor dan hiasan lampion. Sementara, remaja yang berasal dari ujung selatan sampai ujung utara dusun ikut mengawal acara dan memastikan keamanan, terutama ketika memasuki jalan raya.
Kegembiraan tampak dimata semua peserta. Pak Dukuh, yang berjiwa muda, turut pula mengikuti acara ini sejak start sampai finish, dan memimpin langsung takbir dengan pengeras suara yang didorong di atas keseran.
Beberapa orang tua, tampak dengan ikhlas mengikuti dan mendampingi anak-anaknya, Kadang membantu dan memastikan obor yang dibawa anaknya agar tidak mengganggu peserta lain, atau sekadar memastikan minyaknya masih cukup untuk perjalanan malam itu.
Setelah takbir keliling, dilanjutkan dengan takbir di masjid/mushola. Kemudian pagi harinya
Foto by Dwi |
Tahun ini, imam dan khotib sholat Id adalah Ustaz Asrul. Khutbah beliau cukup aktual. Mengutip kisah nabi, beliau mengajak pemuda agar menjadi seperti pemuda Musa yang gagah berani, seperti pemuda Ibrahim yang gigih mencari kebenaran. Solidaritas ummat juga harus dijaga, saling mendukung ekonomi ummat juga harus dikembangkan.
Yang peduli kepada kita pertama kali, adalah tetangga kita. Oleh karena itu, kita harus peduli pada tentangga kita yang menanti rejeki dari kita lewat warung yang mereka kelola. Jangan sampai, kita justru mendatangi warung modern yang pemiliknya kita tidak ketahui. Kita harus galakkan gerakan membeli di warung tetangga. Demikian salah satu isi ceramah beliau. Hal ini, dapat dipahami. Dengan membeli di warung tetangga, maka perputaran modal dan uang kita, masih ada dilokasi sekitar kita sendiri. Sedangkan, jika kita belanja di warung modern, maka uang kita lari ke lokasi lain yang tidak kita ketahui.
Sepulang sholat Id, ternyata telah ada instruksi tidak tertulis agar warga berkumpul dahulu di balai Dusun. Di Balai Dusun ini, warga berkumpul dan saling jabat tangan, meminta dan memberi maaf. Tampak, suasana syahdu begitu kental terasa. Tua-muda, laki-perempuan, bahkan kenal-tidak kenal, pun tanpa rasa rikuh saling bersalaman meminta dan memberikan maaf. Suasana haru pertemuan dengan orang yang dirindukan, teman lama, sanak saudara yang telah bertahun tidak bertemu, tumpah di pagi itu. Halaman balai Dusun penuh dengan warga. Jalan di sekitar balai penuh dengan kendaraan warga dan pemudik yang mengikuti prosesi salam-salaman di balai dusun.
Inilah lebaran di Ngliparkidul. Semoga, kita dipertemukan kembali dengan ramadhan dan lebaran tahun depan. Aamiin.
inilah kebersamaan kami.. foto: M. Nur Wicaksono |
Berjalan, bersama. foto: M. Nur Wicaksono |
Saksikan, kami, anak-anak TPA, dan Pak Dukuh bersatu. foto: M. Nur Wicaksono |
Foto Dwi |