Blog ini, didedikasikan untuk merawat sejarah Ngliparkidul, namun dengan tetap memandang ke depan. Agar generasi Ngliparkidul memiliki masa depan yang lebih cerah dan terarah, namun tak tercerabut dari sejarah yang telah membentuknya.

ccc

Sejauh kami punya "kerja bakti", kedamaian akan selalu hadir

Ngliparkidul -- Molen itu sudah siap sejak kemarin sore, lengkap dengan pasir dan sekian sak semen. Lokasi sudah dibersihkan, jadwal sudah diumumkan. Rencana jajanan pasar sekaligus minuman juga sudah disampaikan ibu PKK. Biayanya dari mana? "Sisa rehab balai dusun, sumbangan, dan hadiah lomba karnaval Agustusan tahun 2017", demikian kata Pak Dukuh.


Hari itu Ngad Legi (17/12) diumumkan bahwa kerja bakti menyelesaikan lapangan di depan balai dusun akan dilaksanakan. “Minggu kerja bakti, lur. Persiapan untuk wayang tanggal 30”, demikian informasi itu masuk di grup obrolan kampung. Hari Minggu warga pun berdatangan, bagi yang memiliki alat tentunya membawa alat yang dibutuhkan.

Molen, demikian alat itu populer disebut, merupakan alat pencampur semen dan pasir untuk kepentingan bangunan, menjadi alat utama pada proses kerja bakti pagi itu. Pasir, semen dan air dimasukkan di dalamnya, dengan takaran tertentu. Molen pun memutar tangki yang berbentuk mirip jajan pasar molen. Mungkin, memang demikian ceritanya, karena mirip jajanan molen hingga orang kampung memberi nama alat tersebut “molen”.

Takerane siji sepuluh, Lur”, dalam bahasa Jawa, Kang Suto memberi komando. “Takarannya satu semen banding sepuluh pasir”, demikian kurang lebihnya. Tentunya dengan campuran kroco atau batu gandik yang sudah dipecah kecil-kecil. Ember berisi pasir, dan kroco pun mulai diangkat oleh warga secara bergantian masuk ke mulut molen ditambahi semen dan air secukupnya. Molen berputar, mengaduk, mencampur bahan di dalamnya agar ulet. Setelah dirasa cukup, ditampung dalam ember untuk kemudian diratakan di lapangan di depan balai dusun.

Lapangan itu memang bukan lapangan baru, namun sejak balai dusun diperbaiki, direhab, maka lapangan itu ikut terkena imbas, rusak, sehingga harus ada perbaikan. Atau harus dibuat lebih baik, agar lebih seimbang dengan bangunan balai yang sudah tampak megah itu. Selain itu, pekan depan akan digunakan untuk menggelar hiburan kesenian tradisional bagi warga kampung. Wayang Cakruk, demikian kabarnya yang akan mengisi malan tahun baru itu.

Untuk itu, warga perlu kerja bakti.

Kerja bakti ini merupakan kegiatan rutin seperti pada umumnya digelar di kampung-kampung. Cukup dengan pengumuman menggunakan horen, atau melalui para ketua RT, atau lewat obrolan malam ketika ronda, maka hajat kerja bakti akan mudah didengar oleh warga kampung. Pada hari yang ditentukan warga akan berdatangan menghadiri.

Para ibu, biasanya tanpa dikomando secara njlimet sudah tanggap. Mereka akan menyiapkan wedang dan pacitan untuk para Bapak yang ikut kerja bakti. Biasanya berwujud teh panas, serta jajanan pasar, ada pula yang dibuat sendiri semacam telo goreng, kacang goreng, legender, puli, telo godok dan semacamnya. Semuanya bisa diperoleh dari ladang di samping rumah mereka, untuk polo kependhem hanya perlu sedikit energi untuk mbedol, dan kemudian memasaknya. Itulah kontribusi para ibu dalam proses kerja bakti, walaupun ada pula ibu-ibu yang ikut kerja bakti.

Ya, kerja bakti bukan monopoli kaum bapak.

###

Kira-kira pukul 9.30, akan ada komando untuk istirahat, wedangan atau sumene. Komando biasanya disampaikan si pembuat minum, langsung kepada warga atau disampaikan pada yang dituakan, Pak Dukuh misalnya. Pembuat minum biasanya ibu-ibu, atau bisa juga bapak-bapak yang sudah sepuh dan kurang pas jika ikut kerja fisik berat. Mereka biasanya tetap ikut kerja bakti, sak kecekele. Kemudian Pak Dukuh pun akan menyampaikan informasi wedang yang sudah siap itu kepada peserta kerja bakti.

“Kendhel rumiyin, monggo sami ngunjuk”, pengumuman itu menggema, memecah obrolan warga yang kerja bakti. “Istirahat dulu, mari minum dulu”, demikian kira-kira arti ajakan itu. Warga pun kemudian menuju tempat disiapkannya minuman dan pacitan, mengambil gelas yang sudah berisi teh panas, serta tak lupa menyambar sepotong pacitan untuk teman minum. Warga yang membawa udud, langsung dibuka. Yang sepuh, biasanya bawa selpen, yaitu bungkusan plastik yang isinya tembakau, segaret (kertas pembungkus rokok), klembak, uwur, kadang ada menyan ududan. Mereka nglinting udud sendiri.Pada proses ini, kadang ada warga yang agak ngeyel ndak mau istirahat minum. Sebenarnya bukan karena tidak mau, tapi mungkin ada pekerjaan nanggung yang harus diselesaikan. Atau ada pula yang rikuh, mungkin datang terlambat sehingga merasa kurang elok jika belum banyak berbuat, sudah mau istirahat ikut minum.
Suto: "selpene dibukak, Yo"
Noyo: "gilo, mbakoku enak iki. Lagi tuku nang pasar wingi je. Titip Yu Paijem"

Tapi demikianlah, warga lain akan ngereh-ereh, merayu setengah memaksa untuk ikut istirahat. Wis, leren sik, Jo”, teriak Suto yang diamini warga lain, dan akhirnya membuat hati luluh kemudian ikut wedangan. Prosesi wedangan itu diwarnai dengan obrolan ngalor-ngidul tentang apapun. Tentang tanaman palawija, tentang hujan, tentang banjir, tentang hewan ternak, tentang pupuk, atau tentang garapan yang sedang mereka lakukan.

Setelah dirasa cukup, salah satu akan memulai lagi, dan yang lainnya akan mengikuti. Meskipun demikian, minuman biasanya tetap disiapkan bagi warga yang merasa haus ketika proses kerja bakti.

### 

Menjelang siang, pengerasan lapangan itu selesai. Campuran bahan telah rata, tinggal menunggu keras, untuk kemudian digunakan sebagai tempat beraktivitas warga.

Kerja bakti itu memberi bukti, bahwa kerukunan mereka miliki, guyub selalu mereka pupuk. Riak-riak kecil mereka telateni untuk diselesaikan dengan baik dan bijak. Karena mereka tahu, bahwa kerukunan dan kedamaian adalah lebih utama.

Kabeh iso dirampungke yen disonggo bareng-bareng. Semoga aman, damai, dan bahagia di Karang Kadempel.

Sambisari, 21 Desember 2017
Pukul 20.00

--------

Sumber gambar: foto dari grup WA Ngliparkidul
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Trending

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Recent Posts