Sambatan, sebagai respon orang yang sambat, merupakan prosesi membantu dengan sukarela, tanpa upah. Biasanya sekadar dihargai dengan sajian makan siang, minum dan camilan + ucapan terimakasih. Ada juga yang ditambah beberapa batang rokok.
Orang yang sambatan tidak merasa rugi membantu, karena mereka merasa suatu saat akan ada pada posisi butuh bantuan. Mereka sedang menanam jasa.
Ada beberapa istilah yang mirip dengan sambatan: kerja bhakti, atau gugur gunung. Mirip, ya, memang hanya mirip saja, karena sebenarnya berbeda. Kerja bhakti lebih condong ke gugur gunung. Mereka mengerjakan sesuatu yang sifatnya untuk kepentingan umum. Sementara sambatan, obyek yang digarap merupakan kepentingan/kebutuhan pribadi orang per orang.
Tradisi sambatan ini telah bertahun-tahun ada di kampung kami, Ngliparkidul. Pada tulisan ini, kami sertakan beberapa gambar kegiatan sambatan dalam rangka panenan jagung, ketela, panen padi, memperbaiki rumah.
###
Sebelum proses sambatan, akan ada jagongan pembuka, ditemani teh panas dan pacitan. Orang yang datang, meskipun di rumah sudah minum atau sarapan, tetap harus ikut menikmati hidangan dahulu. Hal ini merupakan penghormatan dari si empunya rumah pada orang yang akan membantunya. Di sisi lain, ini juga wujud syukur dan penghargaan atas hidangan yang sudah disediakan si pemilik gawe.
Tak ada standard prosedur operasional yang detail pada kegiatan sambatan. Orang-orang yang ikut sambatan akan berbagi tugas meskipun tanpa komando yang detail. Mereka kreatif mencari pekerjaan masing-masing, yang bisa dilakukan. Jika ada yang perlu dirembug, mereka akan rembug bareng.
###
Berikut ini beberapa teknik sambatan (membantu) terkait panenan dan perbaikan rumah.
Panen jagung, ketela pohon dan padi
Hasil akhir dari panenan jagung yaitu: jagung terpisah dari batangnya, sehingga siap untuk dimasak atau dijual, atau disimpan sebagai lumbung cadangan makanan.
Untuk proses memanen jagung, pemangkasan jagung dilakukan dengan cara memotong batang jagung, persis di atas batang yang ada jagungnya. Bagian atas dikumpulkan sendiri untuk pakan ternak. Sementara yang masih ada jagungnya dipangkas pada bagian bawah kemudian dibongkok (diikat). Setelah diikat, akan ada yang bertugas mengangkat dan membawanya (disunggi) ke pingir jalan besar. Dari jalan tersebut, nanti akan dilangsir oleh kendaraan kol (kendaraan angkut terbuka), dibawa pulang.
Sampai di rumah, jagung yang masih nempel di batang harus dipisahkan (pemisahan ini juga bisa dilakukan langsung ketika masih di tegalan). Jika diperlukan, jagung dikupas, dipotekki, lalu dijemur. Jika akan disimpan, maka biasanya dicantelke di reng atau usuk rumah.
###
Bagaimana dengan memanen padi?
Hasil akhir panen padi adalah terpisahnya padi dari batangnya, untuk kemudian disimpan atau dijual.
Cara memanen padi, berbeda dengan memanen jagung. Untuk memanen padi yang batangnya tinggi, biasanya dipotong batang yang ada padinya dahulu menggunakan ani-ani. Kemudian sisa batangnya dibabat tersendiri. Untuk padi yang berbatang pendek, biasanya langsung dibabat di bagian pok (pangkal bawah), kemudian diikat (dibongkok). Sesampainya di rumah, padi tersebut dirontokkan dengan alat maupun secara manual.
Panenan padi agak unik, karena biasanya akan ditemani dengan belalang yang beterbangan di seputar tanaman padi. Ada walang canthung, walang sangit, lembing dan lainnya. Sembari memanen padi, juga sambil menangkap hewan-hewan tadi, untuk dimasak sebagai lauk.
###