Blog ini, didedikasikan untuk merawat sejarah Ngliparkidul, namun dengan tetap memandang ke depan. Agar generasi Ngliparkidul memiliki masa depan yang lebih cerah dan terarah, namun tak tercerabut dari sejarah yang telah membentuknya.

ccc

Masjid-masjid di Ngliparkidul

Sebagai dusun yang 99% memeluk agama Islam, tentunya Ngliparkidul juga memiliki masjid. Namun, bagaimana masjid tersebut dapat berdiri, menjadi hal tersendiri yang menarik ditelusuri. Berikut urutan pembangunan masjid/mushola di Ngliparkidul.

Mushola pertama
Musholla ini terdapat di pekarangan Bapak Redjono, atau mBah Tondo. "Musholanya masih dari gedek", demikian Pak Sangadi mengingat masa itu. Masih menurut Pak Sangadi, waktu musholla itu ada, orang yang menggunakan masih sedikit. mBah Tondo (orang tua/mertua Pak Redjono) dan mBah Amat adalah generasi awal yang menghidupkan Islam di Ngliparkidul.

Musholla ini, akhirnya dipindah di sebelah timurnya, di pekarangan Pak Mardi, seperti tampak di samping. Mushola pertama sudah tidak ada penampakannya. Mushola hasil pindahan ini, saat ini merupakan mushola tertua di Ngliparkidul. Terletak di tanah (alm) Pak Mardi, RT 1/RW2.


Masjid Nurul Iman lama
masjid lama
Masjid ini berdiri di wilayah RT2/RW2.  Saat ini, jamak disebut dengan masjid lama. Masjid ini merupakan masjid pertama yang didirikan di Ngliparkidul. Konon, kabarnya berdiri pada tahun 1980-an. Masih samar, tapi pendirian masjid ini masih melibatkan dukuh Mbah Merto dan Pak Wasiyo. Meski belum jelas, apakah posisi Mbah Merto masih dukuh, atau sudah diganti Pak Wasiyo. Masjid berdisi setelah pendirian Balai Dusun.

Masjid didirikan di atas tanah wakaf Mbak Pawiro Sentono. Didirikan dengan swadaya warga dusun. Kabarnya warga bergotongroyong rombak  kayu putih, untuk modal membeli bahan pembangunannya. Periode pertama, masjid ini beralaskan semen, kemudian diganti tegel hitam, hingga akhirnya pada pemugaran terakhir, diperbaiki dengan lantai keramik, seta perbaikan tembok plus, penghitungan ulang arah kiblatnya.

Sebagai masjid pertama, maka dahulu semua kegiatan keislaman dipusatkan pada masjid ini. Pembagian Zakat, sholat jumat, qurban, pengajian dan lainnya.

Saya masih ingat, pengajian pada jaman dahulu menggunakan penerangan lampu minyak, menggunakan papan tulis hitam dan kapur tulis putih. Pengajian remaja dilakukan pada malam Minggu. Dan jika libur, biasanya Pak Sangadi, selaku pengisi pengajian menuliskan pengumuman di papan tulis hitam tersebut.

Pengajian jaman dahulu, dilakukan dengan menghafal surat pendek, dengan target tertentu. Saya hafal surat al Balad ya dari pengajian tersebut, dari proses mendengar. Saya belum bisa baca, cuma mendengarkan saja. Selepas sholat taraweh, juga diadakan tadarus. Beberapa remaja membaca Quran. Selain itu, pujian menjelang sholat juga dilakukan di awal-awal pengelolaan masjid ini.

Mushola Kulon sawah utara
Berdiri di sebelah barat rumah Pak Sambiyo, berdiri di atas tanah Mbah Somejo  di RT.4/RW.2 Meski tidak secara langsung menggantikan, namun sebelum mushola ini didirikan, pernah diadakan sholat taraweh di rumah Bp. Podo Miyanto yang letakknya di utara musholla ini. Saat itu, rumah ditempati oleh Bp. Giran/Bu Giyati.

Mushola Kulon sawah sebelah selatan
kulon sawah selatan
Berdiri di utara jalan, di pekarangan Pak Margiyo, di wilayah RT.5/RW2. Musholla ini berdiri sebelum masjid Nurul Iman baru, dengan ukuran mungil sebagai tempat warga sekitar menunaikan sholat 5 waktu.

Masjid Nurul Iman baru
masjid baru
Masjid Nurul Iman baru, merupakan masjid terakhir yang dibangun hingga saat ini, berdiri di atas tanah wakaf Pak Wariban. Masjid ini terletak di RT3/RW2,  sebelah barat jalan utama dusun, sehingga cukup strategis. Karena strategisnya masjid, masjid pernah disambangi Bupati Gunungkidul, Ny. Badingah dalam rangka safari taraweh.
Masjid ini dibangun atas bantuan dari negara timur tengah. Pembangunannya, selain diserahkan pada pengembang, juga dibantu warga sekitarnya.

Masjid ini terletak berdekatan dengan area taman kanak-kanak yang dikelola olah Aisyiah. Sehingga, masjid bisa digunakan pula untuk praktik-praktik keagamaan bari para generasi baru di Ngliparkidul ini.

Sholat Jumat
Meskipun terdapat beberapa mushola, namun untuk pelaksanaan Sholat Jumat di tingkat dusun tetap dilaksanakan di masjid baru sebagai masjid utama. Karena banyaknya jamaah, terkadang masjid tidak sanggup menampung, sehingga jamaah sampai di halaman.


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Trending

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Recent Posts