Blog ini, didedikasikan untuk merawat sejarah Ngliparkidul, namun dengan tetap memandang ke depan. Agar generasi Ngliparkidul memiliki masa depan yang lebih cerah dan terarah, namun tak tercerabut dari sejarah yang telah membentuknya.

ccc

Beberapa sumber air di Ngliparkidul #1

Sebagai sebuah dusun, Ngliparkidul memiliki beberapa sumber air yang digunakan oleh penduduknya sebagai tumpuan kebutuhan minum, mandi, mencuci dan semacamnya. Berikut beberapa sungai (dalam bahasa jawa disebut “kali”) tersebut.

Kali Banger
kali banger
Kali ini terletak di sisi timur dusun Ngliparkidul, hampir berbatasan dengan sisi barat dusun Sumberjo. Kali Banger memiliki beberapa titik yang menjadi pusat sumber air atau digunakan untuk berkumpulnya warga. Tidak diketahui sejak kapan sungai ini digunakan sebagai tumpuan kebutuhan warga terhadap air.

Kali Banger dibagi dua, sepanjang badan sungai, dan sumber air sisi barat sungai. Pada sisi badan sungai, terdapat 4 titik kumpul warga dalam menggunakan air. Pertama, titik paling bawah, dipakai untuk mencuci pakaian dan juga mandi. Sayang bagian ini menjadi kurang terawat setelah persis di atasnya dibangun bendungan jembatan, yang mengakibatkan tumbuh lumut. Kedua, titik yang berada di atas titik pertama, tempat paling legendaris. Terdapat dua lubang pada batu kali, yang digunakan untuk nando air mandi.

Jadi begini. Ketika musim kemarau, titik inilah yang masih bertahan mengeluarkan air. Orang mengambil air dengan batok kelapa, sedikit demi sedikit dan hati-hati agar tidak keruh. Nah, jika lobang pada batu masih kosong, maka orang akan mengisi, dan ditutupi daun jati atau pisang. Jika sudah demikian, maka tidak ada orang yang berani memakai air tersebut. Sayangnya, kedua lobang tersebut saat ini telah ditutup. Banyak sekali orang yang berkumpul di titik ini ketika kemarau untuk antri air. Pada proses antri inilah, orang saling bercerita pengalaman mereka hari tersebut, tentang ternak, pertanian, dan apa saja. Anak-anak dan remaja, di sore hari musim kemarau sering bermain sepak bola di tegalan kering. Setelah itu, mereka berhamburan antri air di tempat ini pula untuk mandi.

Jika musim hujan, titik ini juga digunakan untuk mandi dan mencuci.

Titik ketiga dari Kali Banger adalah sebelah barat titik kedua, yang telah dirapikan dengan tembok bata, dilengkapi dua kamar mandi terbuka. Sayang sekali, sekarang tidak terawat karena hampir tidak ada yang menggunakan. Beberapa orang yang pulang dari hutan memilih mandi disungai terbuka dari pada ambil air di titik ini. Titik ini juga menjadi cebakan air dimusim kemarau. Jadi selain antri air di titik kedua, juga di titik ketiga ini. Di titik ketiga ini, pada musim kemarau sudah ramai sejak sebelum subuh. Karena air berkumpul semalaman, maka jadi mudah dalam mengambilnya. Namun, harus mruput di pagi buta.

Titik keempat, adalah di bawah jembatan. Tempat ini cukup menjadi favorit ketika musim hujan, bagi anak-anak yang akan berangkat sekolah. Air segar dan bersih mengalir dari sumber di bawah jembatan ini, digunakan untuk mandi pagi menjelang berangkat sekolah.

Titik kelima, di atas titik keempat, juga digunakan untuk mandi dan juga mencuci pakaian.

Kali cabe
Cabe, bukanlah cabe dalam arti buah cabai yang pedas itu, namun merujuk ke cabe untuk jamu. Cabe, bukan cabai. Ada dua titik kumpul di sungai ini, sisi badan sungai dan sisi sumur. Keduanya tetap disebut kali cabe.

Pada sisi sungai, digunakan untuk mandi, mencuci dan kadang jeguran bagi anak-anak. Menurut penuturan Lek Tris yang rumahnya di sebelah barat sungai, sampai sekarang, anak-anak masih suka jeguran di sungai ini. Jegur= njegur= masuk ke air, untuk melalukan prosesi mandi dengan bergembira, dan bersama-sama. Jeguran sendirian, terasa kurang mengasyikkan. Sementara pada sisi sumur, terdapat satu kolah (bak air). Sumur ini merupakan sumur kuno, yang kemudian diperdalam, ditambahi bak, dibuat pembatas melingkar menggunakan bata, pada sekitar tahun 1982 dengan dana LKMD pada masa itu. Sumur terletak di samping dapuran pohon bambu ori, di samping beberapa pohon besar. Sumur ini terletak persis ditebing sungai. Konon ketika musim penghujan, air bersihnya juga mengucur melalui tebing sungai, dan bisa langsung digunakan untuk mandi.

Sumur ini, saat ini hanya memiliki satu pengguna tetap, yaitu Lek Wasiran yang rumahnya di sebelah barat daya sumur, itupun sudah menggunakan mesih penyedot air.



Share:

3 komentar:

  1. Klumpit, gelo, sawah etan mbale deso ono 2, cerake kang maryoto.

    BalasHapus
  2. lor etane mas peguk yo ono, mbanyu awet

    BalasHapus

Trending

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Recent Posts